Sabar dan Ikhlas Kunci KesuksesanResep meraih kesuksesan ternyata sederhana. Cukup
dengan ikhlas, sabar, menjaga kepercayaan, dan mendapat restu dari
orang-orang terdekat, niscaya kesuksesan akan menghampiri Anda.
Setidaknya Evita Maryanti Tagor telah memetik buah filosofi tersebut.
Banyak
cara untuk meraih kesuksesan. Sebagian orang mungkin memilih bekerja
dengan penuh ambisius, ngoyo, dan bersikap ofensif dalam mengejar
obsesinya.
Evita Maryanti Tagor justru menempuh jalan sebaliknya.
Presiden direktur PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) ini memilih sabar dan
ikhlas sebagai sumber energinya dalam bekerja dan mencapai
keberhasilan.
“Selain berupaya untuk ikhlas dan sabar, saya
mengedepankan kebersamaan dan selalu berusaha menjaga kepercayaan,” kata
Evita kepada wartawan Investor Daily Abdul Aziz dan pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.
Banyak
manfaat yang dipetik Evita dengan bersikap sabar, ikhlas, dan
mengutamakan kebersamaan. “Apapun yang dilakukan akan terasa ringan
apabila dikerjakan dengan ikhlas, penuh kesabaran, serta mendapat restu
dan dukungan orang-orang terdekat kita, baik di rumah maupun di kantor,”
paparnya.
Di luar itu, Evita Maryanti adalah sosok eksekutif
yang memegang teguh amanah dan integritas. Ternyata, prinsip tersebut
berkaitan erat dengan keyakinan religiusnya bahwa posisi yang
ditempatinya saat ini adalah ujian yang harus dipertanggungjawabkan
kelak di hadapan Tuhan.
“Apa yang diperoleh atau dijabat hari ini
merupakan ujian dari Allah SWT. Pada akhirnya, kepada Tuhanlah kita
harus bertanggung jawab atas semua tindakan kita,” ujar perempuan
kelahiran Jakarta, 9 Juni 1960, itu.
Lalu, apa kata Evita tentang
arti sukses? Bagaimana ia menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan
pekerjaan? Berikut petikan lengkap wawancara dengan orang nomor satu di
perusahaan asuransi yang sedang mengkaji rencana penawaran umum perdana
(initial public offering/IPO) saham tersebut.
Bagaimana perjalanan karier Anda hingga menduduki posisi puncak di TPI?
Setelah
lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan akuntansi,
saya memulai karier di Pertamina sebagai kader Direktorat Keuangan cq
bagian akuntansi di Kantor Pusat Pertamina sejak 1986. Sejak itu, saya
terus bekerja dan berpindah- pindah bagian di lingkungan Pertamina
bagian keuangan.
Sejalan dengan perpindahan bagian, karier saya
juga merambat naik dari waktu ke waktu, hingga akhirnya pada Mei 2006
saya diangkat menjadi deputi direktur perbendaharaan dan pendanaan
Direktorat Keuangan. Jabatan deputi direktur adalah jabatan karier
struktural tertinggi di Pertamina.
Setelah menjabat sebagai
deputi direktur selama hampir enam tahun, pada pertengahan Januari 2011
saya diperbantukan oleh Pertamina dan ditempatkan sebagai presiden
direktur PT TPI sampai saat ini. Pertamina memiliki 65% saham TPI.
Mengapa Anda tertarik berkarier di perusahaan asuransi?
Saya
mengenal industri asuransi sejak di Pertamina, karena saya di Pertamina
juga membawahi bagian asuransi dan manajemen risiko. Saya pun pernah
ditugaskan menjadi Komisaris di TPI pada 2006-2008 sebagai wakil
pemegang saham Pertamina, sampai akhirnya dipercaya Pertamina menjadi
presiden direktur anak perusahaan bidang asuransi.
Sebenarnya
saya pernah kecewa dengan asuransi, karena kesulitan mencairkan polis
asuransi ayah saya yang meninggal dunia. Namun, Allah SWT justru
menempatkan saya dalam jabatan yang berhubungan terus dengan asuransi,
sehingga saya berkeinginan memperbaiki citra asuransi di masyarakat
sebagai pelindung pemegang polis.
Anda punya karakter kepemimpinan seperti apa?
Di
dalam perusahaan, semua karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama
sesuai jabatan dan pertanggungjawabannya. Dengan demikian, seharusnya
semua karyawan fokus dan memiliki objektivitas yang sama pula, yaitu
memajukan perusahaan untuk kepentingan seluruh stakeholder.
Karyawan
juga aset perusahaan yang berharga, dan merupakan mitra saya dalam
menjalankan perusahaan, serta bagian team work saya, sehingga pintu saya
selalu terbuka bagi para karyawan yang membutuhkan pendapat atau
arahan. Bila diperlukan, masalah yang timbul kami bahas bersama pada
level manajemen untuk dicarikan solusi yang terbaik dan tetap fokus demi
kepentingan perusahaan.
Status gender tidak menjadi kendala?
Saya
dibesarkan di keluarga yang tidak terperangkap dalam masalah gender dan
selama saya berkarier di Pertamina, saya merasa tidak ada hambatan atau
masalah gender, termasuk untuk menempati posisi atau jabatan struktural
yang tinggi. Bagi saya, selama seseorang mampu, maka masalah gender
tidak memengaruhi kemampuan seseorang untuk memimpin.
Selama ini saya menerapkan gaya kepemimpinan yang mengutamakan team work dan saling percaya. Dan, alhamdulillah, saya merasa didukung oleh rekanrekan saya sesama karyawan.
Strategi Anda dalam memajukan perusahaan?
Pertama-tama
saya harus memberikan arahan-arahan, strategi-strategi, dan alasan
(reasons) kenapa kami melakukan sesuatu. Kemudian perlu didukung
program-program kerja yang realistis dan membantu memecahkan
permasalahan. Setelah itu, kami harus meningkatkan kapabilitas karyawan
dan memberikan motivasi kepada para karyawan untuk mencapai rencana
kerja yang ditetapkan.
Yang tidak kalah penting adalah
menerapkan tolok ukur kinerja bagi setiap bagian dan diturunkan menjadi
ukuran kinerja bagi setiap individu agar dalam penilaian hasil kerja
dapat lebih objektif dan terukur. Mudah-mudahan strategi yang diterapkan
dapat membuat kinerja TPI tumbuh baik.
Gebrakan apa yang telah Anda lakukan di TPI?
Saya
baru 11 bulan di TPI, sehingga belum banyak yang telah saya perbuat
untuk perusahaan. Saat ini, saya sedang mencoba menaikkan kinerja
perusahaan dengan menggugah motivasi kerja karyawan. Mudah-mudahan akan
berdampak pada kinerja perusahaan demi eksistensinya. Di samping itu,
mengingat kompetisi yang sangat ketat pada industri asuransi, saya rasa
perlu mempertahankan prinsip-prinsip good corporate governance.
Prinsip yang Anda pegang teguh dalam bekerja?
Prinsip
utama yang harus saya pegang adalah integritas dan amanah. Apa yang
diperoleh atau dijabat hari ini merupakan ujian dari Allah SWT kepada
pribadi kita. Pada akhirnya, kepada Allah SWT kita harus bertanggung
jawab atas semua tindakan kita.
Kiat Anda dalam mencapai kesuksesan?
Kiat saya dalam menjalani peran ganda sebagai istri, ibu, dan wanita karier adalah ikhlas, sabar, kebersamaan (team work),
dan menjaga kepercayaan yang diberikan. Apapun yang sedang dilakukan
akan terasa ringan apabila dikerjakan dengan ikhlas, penuh kesabaran,
serta mendapat restu dan dukungan orang-orang terdekat kita, baik di
rumah maupun di kantor. Yang penting, kita harus dapat menempatkan diri
sesuai peran yang dijalani dan jangan membawa masalah kantor ke rumah
atau sebaliknya.
Apa filosofi hidup Anda?
Follow where the water flows. Ikhlas dan syukuri apa yang ada, karena di balik semua kejadian ada hikmah yang besar.
Obsesi yang sudah dan belum Anda capai?
Obsesi
yang sudah tercapai adalah menduduki karier tertinggi di Pertamina
dengan baik. Obsesi yang belum dicapai adalah membawa TPI menjadi
perusahaan asuransi yang terpandang di Asia Tenggara dengan kinerja
usaha sekelas perusahaan asuransi di kawasan regional. Secara pribadi,
obsesi saya adalah melihat putra-putri saya mendapatkan keberhasilan di
bidangnya serta berbahagia dengan keluarganya masing-masing.
Anda sudah merasa sukses?
Kesuksesan
adalah relatif bagi setiap orang. Saya merasa telah diberikan
kepercayaan lebih serta rezeki lebih baik dari yang saya perkirakan
ketika pertama saya masuk menjadi pekerja Pertamina. Mudah-mudahan semua
usaha dan kerja keras saya bagi perusahaan dapat menjadi tambahan amal
bagi bekal saya di hari kemudian.
Ukuran sukses menurut Anda?
Definisi
dan ukuran sukses bagi setiap orang juga berbeda-beda. Bagi saya,
seorang manusia sukses bila dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan
akhiratnya, kehidupan keluarga dan di kantor. Apakah sudah tercapai
keseimbangan itu? Masing-masing dari kita bisa menjawabnya dalam hati.
Bagaimana Anda menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi?
Alhamdulillah,
saya memang beruntung memiliki keluarga dan lingkungan yang sangat
mendukung pekerjaan saya di dalam dan di luar rumah. Almarhum suami
saya, anak-anak saya, ibu saya, adalah harta yang tidak dapat dinilai
bagi saya dan merupakan pendukung utama atas apa yang saya capai sampai
hari ini.
Antara saya dan suami ada kesepakatan bahwa masalah di
kantor tidak boleh dibawa ke rumah dan nakhoda rumahtangga tetap di
tangan suami, sehingga bila saya bekerja di kantor maka saya akan
bekerja semaksimal mungkin karena tidak mau membawa pekerjaan ke rumah.
Bila saya di rumah, saya fokus melayani keluarga saya dan berperan hanya
sebagai istri dan ibu rumah tangga. Tentu semua tidak selalu mulus,
namun dengan saling pengertian, saling percaya, dan saling menyadari
peran masing-masing, mudah-mudahan keseimbangan dapat dijaga dengan
baik.
Arti keluarga bagi Anda?
It means everything to me. Family is the most important asset in my life. Tanpa
keikhlasan dan rida suami, saya tidak mungkin akan bekerja, karena
sebagai wanita muslim, jihad saya ada di dalam rumah. Bila akan
melangkah ke luar rumah, seorang istri harus mendapat izin suami. Untuk
itu, saya sangat berterima kasih pada suami atas kepercayaannya terhadap
saya. Saya bekerja juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Peran keluarga dalam karier Anda?
Keluarga
saya sangat mendukung dan mendorong saya untuk mencapai karier lebih
baik. Apalagi saya mulai bekerja sebelum saya menikah, sehingga suami
saya dapat memahami, ikhlas, dan mendukung karier saya. Suami saya
bahkan mengajarkan saya agar lebih mandiri, terampil, dan berani
mengambil keputusan sulit sekalipun. Dalam rangka mendukung karier saya,
ibu saya juga rela membantu mengurus anak-anak saya sewaktu diperlukan,
terutama saat mereka masih kecil-kecil.
Apa yang Anda kejar dalam hidup?
Kebahagiaan
dunia dan akhirat. Ini hanya bisa dicapai bila ada keseimbangan amalan
dunia dan akhirat. Titik keseimbangan ini berbeda pada setiap orang.
Saya pribadi masih dalam taraf belajar mencari keseimbangan kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar